



Dr. Sunda Ariana, M.Pd., MM.
Jadi Pengajar Abdikan Ilmu
PENAMPILANNYA sederhana namun sangat berwibawa meski usianya relatif muda. Tutur katanya yang lembut dan sopan tak salah kalau ibu dua anak ini pernah menjabat sebagai sekretaris dibeberapa perusahaan. Namun karena dunia pendidikan telah mendarah daging pada dirinya, beberapa profesi yang sempat digelutinya ditinggalkan. Kecintaannya menjadi tenaga pengajar dirasakan sangat menyenangkan dan benar-benar dinikmatinya.
“Saya mulai mengajar di Bina Darma tahun 1995. Menjadi dosen merupakan profesi yang benar-benar saya pilih. Mungkin karena orang tua saya juga seorang dosen, jadi semangat untuk mencerdaskan anak bangsa inilah yang membuat saya sangat menikmati peran saya sebagai seorang dosen,” kata Wakil Rektor II Universitas Bina Darma, Dr Sunda Ariana MPd MM ketika dibincangi Tim B-Smart di ruang kerjanya.
DR Sunda Ariana MPd MM yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra telah merampungkan pendidikan S3-nya di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dibidang Magister Sumber Daya Manusia (MSDM).
“Hakikatnya dunia pendidikan itu membawa suatu perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, bahkan dapat membuat orang jadi mengerti dan tahu cara melakukan sesuatu dengan lebih baik. Oleh karena itu pendidikan sangat penting agar kita bisa survive di masyarakat. Namun jangan sampai terkotak-kotak dengan pendidikan formal saja karena masih ada pendidikan non-formal dan informal. Karena pendidikan bisa kita dapat di mana saja,” tuturnya.
Menurut istri salah seorang notaris di Kota Palembang, A Juanda SH CN ini, perkembangan dunia pendidikan di Sumsel umumnya dan khususnya kota Palembang diakuinya cukup berkembang pesat. Universitas tempat dia mengabdi yang memiliki visi menjadi universitas yang berstandar internasional dan berbasis teknologi informasi, lambat laun telah merealisasikan sebagai kampus yang go internasional.
Dari membangun kampus baru dengan fasilitas IT yang canggih, semua layanan telah berbasis teknologi informasi, menjadikan kampus UBD sebagai gedung perkuliahan yang nyaman bagi Mahasiswa meraih ilmu. Tentunya, hal ini juga akan mendorong semangat Mahasiswa untuk mengikuti aktivitas kuliah. Alhasil akhir-akhir ini UBD menjadi sorotan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.
“Dalam kancah Asia Tenggara, UBD telah banyak melakukan kerjasama dengan beberapa negara. Bahkan Amerika pun telah melakukan kerjasama dengan kita (IOWA). Dan baru-baru ini negara Jepang pun berniat menjalin kerjasama dengan kita. Semua karena berbagai prestasi yang telah diraih oleh Bina Darma, baik dari penelitian, exchange staff, maupun peringkat yang dikeluarkan oleh institusi yang kredibel. Salah satu contoh pada penghargaan TeSCA 2014, dimana UBD menjadi universitas terbaik se-Sumatera. Selain itu, suatu kebanggaan bagi Bina Darma karena program studi Sistem Informasi berhasil meraih Akreditasi A dan satu-satunya universitas dari luar pulau Jawa,” paparnya.
Diakuinya, untuk mendapatkan nilai tertinggi ini bukan hal yang mudah. Hal itu merupakan perjuangan bersama untuk mencapai kesuksesan. Pihaknya selalu memperhatikan kinerja dan perkembangan fakultas.
“Ini merupakan suatu kebanggaan bersama,”pungkasnya.
Prestasi Dari Berbagai Kompetisi
Bicara mengenai prestasi, puluhan tropi telah diperoleh Putri Kedua pasangan Prof Ir H Bochari Rachman MSc dan Hj Farida dari berbagai ajang. Mulai dari taraf Nasional hingga Internasional. Salah satunya pernah mewakili Sumsel dalam dalam ajang Canada World Youth (CWY) yang diselenggarakan di Kanada, Maret 1987 lalu untuk membagikan informasi budaya Sumatera Selatan (Sumsel).
“Saya sempat mengajarkan tari tanggai dan nyanyian asal Sumsel kepada peserta lain. Merekapun mau mengikuti gerakan tari yang saya ajarkan,” kenang Sunda dengan pengalaman pertama ke luar negeri.
Tak hanya itu, lomba lainnya juga pernah diikuti. Diantaranya lompat jauh, senam dan gerak jalan, ajang model busana muslim, bahkan menjadi juara 1 di kompetesi kesererasian mengendarai mobil yang diselenggarakan Ikatan Motor Indonesia (IMI).
“Kebanyakan lomba tersebut diikuti pada saat saya masih remaja, tepatnya saat kuliah,” tuturnya. Dan prestasi tersebut ditularkannya kepada anak pertamanya M Bosya Perdana pada ajang Camp International Summer Village di Bucares Rumania selama dua minggu untuk menikmati nuansa putih pada saat perayaan natal disana.
Sedangkan, anak keduanya Putri Dwi Attala pernah meraih juara menggambar Monga se-Sumsel. “Dia belum seberuntung kakaknya yang sudah mengikuti ajang Internasional,” ungkap wanita yang pernah menjuarai karya tulis Wisata Singapore yang diselenggarakan Singapore Torism Board
Dikatakan Sunda, Dia mendidik kedua buah hatinya dengan cara disiplin. Mengenai hobi, dirinya memberi kebebasan untuk memilih hobi yang digemari dan ditekuni. Tak tanggung-tanggung, ia kerap mensupport dan membelikan keperluan hobi anaknya tersebut. “Puteri lebih senang menggambar tokoh kartun Jepang, saya belikan alat dan keperluan ia bergambar dan hasilnya akan disimpan untuk dijadikan koleksi,” terang Sunda.
Dari pengalamannya, prestasi yang diraih putra putrinya serta prestasi dari Bina Darma, Sunda sangat mengharapkan para pemuda khususnya mahasiswa UBD dapat berprestasi dalam berbagai ajang kompetisi di berbagai bidang sehingga mampu memberikan kontribusi yang positif bagi dirinya sendiri, orang tua, bangsa dan negara.